Banda Aceh, Harian Umum - Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh serta pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun strategi pembangunan lingkungan hidup dan Kehutanan yang lebih efektif bagi kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam hayati.
Para pihak diharapkan mampu bersinergi dan berkoordinasi secara maksimal dalam rangka pembangunan guna menghindari
tumpang tindih kegiatan dan pengabaian program yang seharusnya digulirkan.
Hal itu disampaikan Sekda Taqwallah dalam yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Mawardi saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh Tahun 2021 di Kantor DLHK Aceh, Rabu, 3 Maret 2021.
Rapat ini diharapkan mampu memetakan berbagai bencana bencana dan kemudian solusi untuk mitigasi bencana, serta memperbaiki jika selama ini ada kekeliruan dalam organisasi hutan dan lingkungan hidup. “Sehingga ke depan, bencana alam yang mengurangi di Aceh,” ujar Mawardi membacakan krisis Sekda Aceh.
Dalam hal penting itu juga situasi bahwa lingkungan hidup dan kehutanan memiliki peran dalam rangka mendukung pembangunan Aceh. Alasannya, lingkungan hidup merupakan wadah esensial bagi keberlanjutan setiap makhluk hidup yang memanfaatkan keberadaannya.
Hal itu sejalan dengan Visi Misi Aceh Hebat, yang menjadi kebijakan Pemerintah Aceh periode 2017-2022. Salah satu program unggulannya adalah 'Aceh Green', yang merupakan bentuk penegasan kembali bahwa pembangunan Aceh berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Dengan titik perhatian terhadap bencana alam.
Namun, saat ini begitu banyak permasalahan lingkungan muncul, baik yang disebabkan industri tanpa aspek berlandaskan kelestarian lingkungan, maupun kontribusi negatif masyarakat dalam pencemaran lingkungan.
Penggunaan bahan non organik secara masif, gas rumah kaca, emisi karbon, dan lainnya juga dikatakan telah menghadirkan ketidakseimbangan ekosistem dan mempengaruhi kualitas lingkungan hidup.
“Karena itu, pengelolaan lingkungan hidup bijak harus senantiasa dikampanyekan, dalam rangka melestarikan alam yang dianugerahi Allah SWT untuk makhluk-NYA, serta menanamkan kepedulian yang tinggi dan kesadaran sosial dalam kehidupan bermasyarakat.”
Lebih lanjut, pengelolaan sektor kehutanan sejak masa lampau telah menjadi idola dan memberi manfaat ekonomi yang luas daerah bahkan dalam pembangunan negara. Sektor kehutanan telah memberi andil terhadap penyerapan tenaga kerja hingga berkembang industri hulu sampai hilir.
“Namun kita menyadari bahwa, selain manfaat yang kita dapat dari eksploitasi sumber daya alam, dalam waktu yang bersamaan memberikan dampak negatif paska eksploitasi sumber daya alam tersebut,” ujar Mawardi.
Ia mengungkapkan, pembukaan wilayah hutan sebagai bankir industri hulu, pemukiman baru yang terbentuk di dalam kawasan hutan, hingga merosotnya fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan, telah berakumulasi dalam menghadirkan permasalahan bagi kehidupan masyarakat di sekitar kawasan hutan bahkan hingga wilayah-wilayah yang jauh dari kawasan hutan bahkan hingga wilayah-wilayah yang jauh dari kawasan hutan.
“Beberapa waktu yang lalu, kita telah menyaksikan bagaimana kebakaran hutan dan lahan, banjir bandang, banjir luapan sungai, tanah longsor, dan mengelola global yang mendera bumi secara beruntun,” sebutnya.
Secara lebih luas, kerusakan alam juga telah berimplikasi pada iklim yang disebut cenderung ekstrim dalam kondisi ini.
Rapat Koordinasi Teknis Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh turut mengikuti Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh A. Hanan, Kepala Bappeda Aceh T. Ahmad Dadek, para Kepala UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pejabat struktural di lingkungan DLHK Aceh, Balai Konservasi Sumberdaya Alam Aceh, LSM Fauna & Flora International (FFI) serta sejumlah peserta lainnya.