Cilacap, Harian Umum - Tiga orang tewas dan 21 hilang dan 23 orang selamat akibat longsor yang terjadi di Dusun Cibuyut dan Tarukahan, Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (13/11/2025) malam.
"Korban ada 47, 47 itu rinciannya ada 3 yang sudah ditemukan meninggal dunia, 23 orang selamat, dan ada 21 orang yang sedang dicari," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto kepada wartawan di Bogor, Jumat (14/11/2025).
Warga setempat menuturkan, sebelum longsor terjadi, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang memecah keheningan malam Desa Cibuyut dan Tarukahan. T disangka, suara itu menjadi penanda longsor sebuah bukit yang berada di atas permukiman warga.
Dalam hitungan detik, belasan rumah roboh tersapu longsor, pohon-pohon bertumbangan, dan setelah longsor berhenti, semua yang dilaluinya telah tertimbun.
Salah satu korban selamat, Yayung (62), menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat dirinya baru pulang dari acara tahlilan dan sedang mencuci kaki di teras rumah.
"Tiba-tiba ada suara gemuruh keras banget, seperti suara pesawat," katanya kepada wartawan.
Yayung mengaku langsung celingukan untuk mencari sumber suara bergemuruh, dan melihat dua anaknya berlari keluar rumah.
Namun, sial, rumah mereka yang diterjang longsor tanpa ampun langsung menghujani kedua anak itu, hingga tertimpa, akan tetapi untungnya masih bisa membebaskan diri dan langsung lari menjauh.
"Anak saya telat keluarnya, sudah kejatuhan reruntuhan, tapi masih bisa lari, alhamdulillah selamat, habis itu rumah langsung ambruk," kata Yayung.
Kedua anak Yuyung yang berusia 28 tahun dan 11 tahun, kini dirawat di rumah sakit karena mengalami patah tulang.
Istri Yayung juga selamat, karena pada saat kejadian berada di teras.
Namun, seluruh barang berharga, termasuk empat sepeda motor, tertimbun material longsor.
"Barang tidak ada yang selamat, semua ketimbun," ujar Yayung pilu sambil memandangi lokasi di mana semula rumahnya berada.
Kesaksian Edi, warga Dusun Cibuyut, lebih mencekam lagi, karena ia menyaksikan langsung detik-detik longsor terjadi, ketika tanah dari tebing bukit itu meluncur deras ke bawah, ke arah permukiman di bawahnya, dan kemudian menghantam serta menimbunnya.
"Saya lagi ngopi di rumah tetangga sekitar jam setengah delapan malam. Tiba-tiba ada bunyi gemuruh, keras sekali. Kayak suara truk nurunin muatan," katanya.
Edi sontak berdiri dan menoleh ke arah sumber suara, dan ia melihat dinding bukit yang terdiri dari material tanah dan bebatuan, meluncur turun dengan sangat cepat, membuat pepohonan yang dilaluinya bertumbangan.
'Ada angin kencang banget dari arah longsor," katanya.
Edi menambahkan, situasi tiba-tiba gelap gulita dan ia melihat ada pohon kelapa yang meluncur di atas longsoran tanah yang bergerak cepat.
Edi langsung panik dan mendadak ingat kalau saah satu anaknya sedang tidur di rumah. Ia langsung berlari menerjang kondisi gelap dan tanah yang masih labil untuk menyelamatkan anaknya.
"Kamar anak saya untungnya tidak kena (tanah longsor), tapi rumah saya roboh semua. Saya gendong anak sambil nangis. Syok banget," katanya.
Suharyanto mengatakan, saat ini Tim SAR gabungan fokus untuk melakukan pencarian terhadap korban yang hilang, sementara untuk kebutuhan dasar masyarakat di sekitar juga akan diusahakan untuk dipenuhi.
"Fokus kami mencari 21 orang hilang. Kami kerahkan alat berat, pompa, kemudian masyarakat di sekitar situ kami juga pastikan segala kebutuhan dasar terpenuhi dan mudah-mudahan bisa ditemukan," katanya. (man)







