Jakarta, Harian Umum- Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif, menilai Ustad Abdul Somad sebagai sosok yang rendah hati, karena menolak menjadi Cawapres Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagaimana rekomendasi GNPF-Ulama dari hasil ijtima pada 27-29 Juli 2018.
"Kami dari ijtima ulama tetap (merekomendasikan) Pak Ustad Somad. Kalau dari respons Pak Somad begitu, karena Beliau rendah hati," kata Slamet kepada wartawan, Senin (30/7/2018).
Meski demikian Slamet mengatakan, partai-partai yang diinginkan ulama untuk bersatu membentuk Koalisi Keumatan, yakni Gerindra, PKS, PAN, PBB dan Berkarya, tetap membahas dua nama yang direkomendasikan untuk menjadi Cawapres Prabowo Subianto, saat bertemu dan menentukan nama Cawapres.
Selain ustad Abdul Somas, nama lain yang direkomendasikan adalah Salif Segaf Al-Jufri.
"Ya, kami harapkan tetap dua nama ini terus dibahas, karena kami yakin Insya Allah, dua nama ini mewakili perwakilan ulama yang siap dukung di Pilpres 2019," tuturnya.
Untuk diketahui, penolakan Ustad Abdul Somad untuk menjadi Cawapres Prabowo diketahui melalui cuitan di akun Instagram-nya.
Dalam oernyataannya, Ustad Sejuta Umat itu menyatakan mendukung Salim Segaf sebagai cawapres Prabowo, karena menurutnya, Prabowo-Salim Segaf merupakan duet yang cocok dan dapat saling melengkapi karena keduanya berlatar belakang militer dan ulama.
Dalam pernyataannya itu, Ustad Abdul Somad bahkan menyitir alasan Abdullah, putra Umar bin Khatab, yang menolak dijadikan khalifah untuk menggantikan ayahnya, setelah sang ayah wafat.
"Setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat, sebagian sahabat ingin membaiat Abdullah -anak Sayyidina Umar- sebagai pengganti. Beliau menolak lembut, karena bidang pengabdian ada banyak pintu," katanya. (rhm)