Jakarta, Harian Umum - Jelang pencoblosan PILKADA DKI puteran kedua pada tanggal 19 April. Pemerintah DKI Jakarta berencana membedah 50 unit rumah di kawasan Cilincing, Jakarta Utara pada 17 April mendatang. Pelaksanaannya dipercayakan kepada pasukan yang baru dibentuk yaitu pasukan pelangi.
"Pasukan pelangi" adalah pekerja harian lepas di berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Menurut Asisten Sekretaris Daerah bidang Tata Pemerintahan DKI Jakarta, Bambang Sugiyono pasukan pelangi ini digunakan sebagai alternatif dari pasukan merah yang belum terbentuk.
Untuk diketahui pasukan merah adalah bentukan calon gubernur incumbent Basuki Tjahaja Purnama yang pembentukannya di pertanyakan oleh dewan perwakilan rakyat Jakarta karena belum disosialisasikan ke dewan.
Bambang mengatakan, semua penduduk Jakarta bisa mengikuti program bedah rumah. Hanya saja ada syarat dan kriteria tertentu yang menjadi panduan. Status kepemilikan rumah, peruntukan lahan, dan tingkat kerusakan menjadi faktor penentu.
Adapun alasan kawasan Cilincing menjadi target bedah rumah, karena bangunan-bangunan di sana memiliki tingkat kerusakan yang cukup tinggi. Beberapa rumah yang masuk kategori dibedah adalah tidak mampu, rusak, jelas kepemilikannya, dan tidak berada di zona yang dilarang.
"Ini masih uji coba. Jadi ini masih gunakan tenaga yang sudah ada. Jika yang ada ini kerjanya bagus, kemungkinan akan terus (programnya). Tetapi yang utamanya itu pasukan merah," ujar Bambang.
Sementara itu menanggapi akan adanya rehab rumah warga oleh pemprov DKI Jakarta.
Gubernur Non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku senang karena "pasukan merah" mulai bekerja pada 17 April 2017.
Hal itu berarti Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menjalankan tugas yang telah dititipkan oleh Ahok saat akan cuti kampanye Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
"Berarti Pak Soni Sumarsono, apa yang saya titipkan, dia jalankan. Tanggal 16 saya sudah masuk (aktif kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta)," kata Ahok, di Jalan Haji Syaip, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2017).
Ahok menjelaskan ide pembentukan pasukan merah karena Pemprov DKI Jakarta belum merealisasikan program kampung deret karena Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebut ada masalah dalam penggunaan anggaran untuk kampung deret.
"Makanya kami tempuh gimana kalau bedah rumah saja. Itu (kampung deret) juga masalah melimpahkan duit ke orang, service-nya kayak apa? Pasti masalah juga," kata Ahok.
Adapun peralatan yang digunakan pasukan merah dibeli melalui e-katalog. Ahok mengatakan, program pasukan merah sebagai langkah penghematan biaya perawatan rumah susun dan gedung-gedung Pemprov DKI Jakarta.
Namun, dia perlu menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) terlebih dahulu sebelum benar-benar menjalankan program tersebut.