Jakarta, Harian Umum- Keputusan KPU untuk membuat kotak suara dari kardus terus menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat, termasuk dari Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustad Tengku Zulkarnain
"Biasanya Gembok Gembok DIKARDUSI. Tapi Kali Ini Akan Ada KARDUS KARDUS Isi Suara Hasil Pemilu yang DIGEMBOKI...
Oh Bapak, Oh Ibu..., Sampai Juga Anakmu Hidup di Zaman Gila Ini... A'udzubillah...!" Ustad Tengku Zulkarnain seperti dikutip harianumum.com dari akun Twitter probadinya, @ustadtengkuzul, Sabtu (15/12/2018).
Seorang warganet bahkan membuat meme yang mengaitkan pengadaan kotak suara dari kardus itu dengan Guiness Book of Record.
"PEMECAH REKOR DUNIA sebagai Kardus Pertama di Dunia Yang Ada Gembok," demikian narasi meme tersebut.
"surat suara adalah dokumen rahasia, apakah masuk akal dokumen rahasia disimpan didalam kardus yg mudah rusak? kalau saya katakan KPU GOBLOK ya gak mungkin isinya orang pinter kok,pasti ada apa apanya nih KPU...mohon KPK audit KPU @KPU_ID @KPK_RI @bpkri," celoteh akun @PanglimaHansip.
Seorang warga bernama Azwar Siregar bahkan sampai membuat petisi di laman change.org dengan judul "TOLAK KOTAK KARDUS KPU".
Hingga Sabtu pagi ini, sebanyak 6.610 dari target 7.500 orang, telah menandatangani petisi itu.
"Kotak Suara salah-satu fungsinya adalah mengamankan suara rakyat dan meminimalisir terjadinya kecurangan hasil Pemilu dan Pilpres. Kalau uang dan sertifikat berharga saja biasanya disimpan didalam Brankas atau Kotak Besi, tolong simpan juga hasil suara/amanat rakyat dengan semestinya," kata warga yang menyebut dirinya sebagai Ketum Partai Tirik Yaluk Indonesia itu.
Azwar mengingatkan bahwa kotak amal di Rumah Makan Padang saja tidak ada yang terbuat dari Kardus. Begitu juga kotak kerupuk bawang di Warung Tegal, dan ia meminta KPU RI agar menghargai suara rakyat.
"Kami Rakyat Indonesia menolak keras kertas suara kami hasil Pemilu dan Pilpres ditempatkan di Kotak Kardus yang membuatnya akan rentan dimanipulasi dan dicurangi. Alasan biaya dan kepraktisan menurut saya cuma dicari-cari karena setiap lima tahun ada Pemilu dan Pilpres, kemana Kotak Suara sebelumnya?" kata dia.
Dia juga mengingatkan bahwa masih banyak daerah-daerah terpencil yang wilayahnya jauh dari jangkauan publik, sehingga bisa saja di tengah jalan kotak-kotak hasil suara rakyat tersebut diganti di tengah jalan atau rusak di perjalanan.
"Pemilu dan Pilpres biayanya Puluhan Triliun. Dengan membuat hasilnya disimpan di kotak kardus, Komisi Pemilihan Umum secara tidak langsung telah merendahkan dan menyepelekan suara rakyat yang akan disimpan di Kotak Suara.," katanya.
Dari cuitan yang ditangkum harianumum.com, masyarakat yang menolak kotak suara dari kardus umumnya tak hanya beralasan bahwa kotak itu rawan rusak, namun juga makin rawan memicu kecurangan Pemilu.
Seperti diketahui, dalam pelaksanaan Pemilu 2019, KPU tidak lagi menggunakan kotak suara dari alumunium, tapi dari kardus. Kotak itu dibuat oleh PT Karya Indah Multiguna yang beralamat di Jalan Narogong, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Saat Komisioner KPU Ilham Saputra mengetes salah satu kotak yang telah selesai dibuat pada 30 September 2018 lalu, ia mengatakan kalau kotak itu kuat menahan beban hingga 107 kilogram.
"Coba kekuatannya, wah kuat ya? Berat saya 107 kilogram nih. Silakan coba," katanya.
Ia menambahkan, dengan kekuatan tersebut, kotak bisa menampung isi seberat 16 kilogram, mulai dari kertas suara, item-item formulir, alat mencoblos, maupun yang lainnya.
Ilham memastikan bahwa pembuatan kotak dan bilik suara untuk Pemilu 2019 tidak lagi menggunakan almunium, tetapi kardus, karena selain harga yang lebih murah, juga koak dari kardus tidak memerlukan ruangan besar untuk menyimpannya, dan juga untuk perawatannya.
"Saya rasa juga masih bisa digunakan untuk Pilkada 2020," imbuhnya.
Untuk desain, kata Ilham, disesuaikan dengan amanat pasal 341 ayat (1) huruf A UU Pemilu tentang pemakaian kotak suara yang transparan, karena kotak suara dari kardus ini dilengkapi pelastik transparan yang memungkinkan setiap orang bisa melihat isi di dalam kotak tersebut.
Ilham menyakinkan bahwa keamanan kotak tetap terjaga meskipun dibuat dari kardus.
"Ini nanti bisa pakai gembok, bisa juga pakai kabel ties, bisa dua-duanya kami gunakan. Ini ada lubang. Tentu nanti pakai stiker segel KPU RI," tegasnya. (rhm)