Jakarta, Harian Umum- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Selasa (24/7/2018) malam bertemu di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Pertemuan itu menyepakati beberapa hal terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Prabowo dan rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 19:15 WIB. Mereka disambut SBY dan sejumlah petinggi Partai Demo!rat, di antaranya Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut keterangan Ketua DPP Partai Demokrat dalam dialog di TVOne, Rabu (25/7/2018) pagi, Prabowo dan SBY melakukan pembicaraan empat mata selama sekitar satu jam, dan setelah itu petinggi kedua partai ikut bergabung untuk selanjutnya menggelar keterangan pers sekitar pukul 21:30 WIB.
Dalam penjelasan kepada wartawan , SBY mengatakan, perbincangan dengan Prabowo membahas tiga hal.
Pertama, komitmen kedua partai agar Pemilu 2019 berlangsung lancar.
"Kami bersepakat untuk berupaya dan berkontribusi bagi berlangsungnya Pemilu, termasuk Pilpres yang berkontribusi agar damai, jujur, adil. Ini penting saya sampaikan," katanya.
Presiden ke-6 RI itu juga mengaku serius membahas perkembangan situasi nasional empat tahun belakangan. Ada lima hal yang dibahas, yaitu perkembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat hingga kebijakan pajak serta harga BBM dan tarif listrik.
"Yang paling penting menyangkut ekonomi dan kesejahteraan rakyat adalah penghasilan atau income dan daya beli golongan kurang mampu dan golongan orang miskin. Itu jadi sorotan kami karena ada persoalan di situ," kata SBY.
Kedua, terkait kemungkinan koalisi Demokrat dan Gerindra pada Pilpres mendatang,
SBY menyebut peluang itu terbuka lebar, apalagi setelah kedua pihak bersepakat mengenai persoalan yang akan dihadapi pada lima tahun ke depan.
"Tentu kami tidak bisa bicara koalisi sebelum benar-benar memahami persoalan rakyat dan apa yang diharapkan oleh rakyat," katanya.
Mantan Menkopolhulam di era Presiden Megawati Soekarnoputri itu menambahkan, setelah pertemuan ini akan ada pembicaraan lanjutan secara lebih mendalam dan substantif.
Pertemuan semalam, menurut SBY, akan disampaikan ke Majelis Tinggi Demokrat selaku forum tertinggi. Keputusan perihal capres dan cawapres berada di forum tersebut.
Meski demikian SBY juga mengonfirmasi bahwa kemungkinan Demokrat koalisi dengan poros Jokowi. Hampir selama setahun, dia mengaku beberapa kali berkomunikasi dengan Jokowi.
"Pak Jokowi juga berharap Demokrat bisa berada di dalam. Tapi, saya menyadari banyak rintangan menuju ke koalisi itu. Koalisi terbangun apabila iklimnya baik, kesediaan berkoalisi ada," katanya.
Prabowo menyampaikan, Gerindra merespons positif pertemuan dengan SBY beserta jajaran petinggi Demokrat karena merasa ada chemistry yang bagus mengingat kedua pihak memiliki kesamaan latar belakang pemikiran.
Menurut dia, Gerindra maupun Demokrat sangat prihatin dengan kondisi dan perkembangan bangsa saat ini, terutama kondisi perekonomian.
"Jadi, intinya hari-hari mendatang akan mengadakan pertemuan lebih teknis menuju suatu koalisi untuk memberi solusi kepada rakyat," katanya.
Ketika ditanya apakah ada permintaan khusus dari SBY agar dirinya menjadikan AHY sebagai cawapresnya? Prabowo mengatakan bahwa permintaan itu bukan harga mati.
"Pak SBY tidak meminta AHY sebagai Cawapres sebagai harga mati. Beliau tidak sama sekali," ujar Prabowo.
Kendati begitu, Prabowo tidak menampik bahwa kriteria yang dibutuhkan adalah sosok yang capable serta dapat berkomunikasi dengan generasi muda. "Kalau umpamanya dalam pertemuan nanti nama AHY muncul sebagai suatu yang dibicarakan, saya harus katakan, why not?" katanya.
Intensitas pertemuan antara dua poros bakal calon presiden, yaitu Prabowo dan Joko Widodo (Jokowi), mengalami peningkatan sejak awal pekan ini. Pada Senin (23/7) malam, Jokowi menemui enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pendukung pemerintah di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Salah satu hasil pertemuan adalah koalisi sepakat menyerahkan keputusan penetapan bacawapres kepada Jokowi. Perihal waktu pengumuman, koalisi memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk memutuskan.
Sebelum pertemuan SBY dan Prabowo pada malam hari, Jokowi menemui Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga di Istana Kepresidenan, Bogor, Jabar, Selasa (24/7) pagi. Berdasarkan pantauan Republika, pertemuan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB sampai 10.00 WIB. Selepas pertemuan, Zulkifli tidak memberikan pernyataan apa pun.
Ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Ketua MPR itu menyebut PAN belum memutuskan arah koalisi pada pilpres mendatang. "Sabarlah sedikit, ya. Tunggu tanggal 4. Saya kira itu. Nanti injury time," ujar Zulkifli.
Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding memastikan, pertemuan antara SBY dan Prabowo tidak akan mengancam koalisi poros Jokowi. Sebab, enam partai yang tergabung dalam koalisi, termasuk PKB, sudah mencapai kata sepakat.
Di sisi lain, Karding menilai pertemuan SBY dan Prabowo sebagai sesuatu yang wajar. Sebab, waktu pendaftaran capres dan cawapes sudah semakin dekat, yakni 4 Agustus hingga 10 Agustus. "Seluruh partai, terutama yang ingin mengajukan capres, sudah melakukan upaya untuk mencari dukungan," ujarnya.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membenarkan, sosok cawapres memang sudah mengerucut. "Nanti disampaikan pada momentum yang tepat oleh Pak Jokowi sebagai pemimpin parpol," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, kemarin.(man/ROL)