Jakarta, Harian Umum - Sebuah fenomena langka akan terjadi pada Sabtu (29/3/2025) di mana Gerhana Matahari Sebagian akan terjadi tepat pada saat terjadinya fenomena Supermoon.
Perpaduan kedua fenomena ini menghasilkan gerhana yang biasa disebut sebagai Gerhana Tanduk Setan.
Supermoon atau purnama besar terjadi karena Bulan akan memasuki perigee, yaitu titik dalam orbit elips yang membuatnya paling dekat dengan Bumi. Kondisi ini akan membuat Bulan terlihat seperti bila bercahaya dari Bumi dengan ukuran yang lebih besar dari biasanya.
Menurut Science Alert, Kamis (27/3/2025), saat memasuki perigee, sisi malam (gelap) Bulan menghadap langsung ke Bumi, sehingga hanya bisa terlihat di wilayah yang langit malamnya tidak tertutup oleh cahaya buatan di permukaan Bumi.
Supermoon saat fase Bulan baru umumnya dianggap biasa, akan tetapi karena kali ini pada saat yang bersamaan di belahan Bumi Utara akan mengalami gerhana Matahari sebagian, maka ketika Bulan melintas di depan Matahari, sebagian cakramnya tertutup, sehingga muncullah Matahari Sabit.
Sebenarnya, kata Science Alert, pada beberapa fase gerhana Matahari sebagian ada yang membentuk wujud mirip dengan kue yang digigit, akan tetapi di dunia Barat ada juga yang melebih-lebihkannya dengan menyebutnya 'Devil's Horns' atau Tanduk Setan, karena memang menyerupai sepasang tanduk di langit.
Karenanya, gerhana Matahari sebagian yang wujudnya seperti itu biasanya disebut sebagai 'Gerhana Tanduk Setan'.
Lebih jauh tentang Supermoon
Supermoon terjadi akibat perubahan jarak antara Bumi dan Bulan yang normalnya adalah rata-rata 384.400 kilometer.
Jarak lebih dekat antara Bumi dan Bulan (perigee) adalah 363.396 kilometer, sedangkan jarak lebih jauh (apogee);rata-rata adalah 405.504 kilometer. Ada sekitar 12 hingga 13 perigee Bulan setiap tahunnya, tetapi tidak setiap perigee adalah supermoon.
Tidak ada definisi astronomi yang tepat untuk istilah 'supermoon'. Istilah ini hanya digunakan untuk menggambarkan Bulan purnama atau Bulan baru pada perigee.
Pada supermoon kali ini, ada tiga hal yang terjadi, dan semuanya tidak terjadi secara bersamaan. Puncak Bulan baru akan terjadi pada 29 Maret pukul 10:58 UTC, sedangkan puncak perigee di mana Bulan berada pada jarak 358.128 kilometer dari Bumi, akan terjadi pada 30 Maret pukul 05:26 UTC.
Waktu terjadinya gerhana terbesar akan mendekati Bulan baru, pada pukul 10:47:18 UTC. Bayangan yang dihasilkan oleh Bulan akan menyapu dari Afrika barat laut, melintasi AS timur laut, Kanada timur, Greenland, dan sebagian Eropa serta Rusia.
Indonesia kebetulan bukan termasuk wilayah yang dilewati fenomena ini, akan tetapi masyarakat bisa menonton peristiwa menakjubkan ini melalui siaran langsung sejumlah kanal astronomi, salah satunya YouTube Royal Museums Greenwich
Tiga supermoon baru yang tersisa di tahun 2025 akan terjadi pada 27 April, 27 Mei, dan 25 Juni. Sayangnya, tidak ada gerhana Matahari pada tanggal-tanggal tersebut. (man)