Jakarta, Harian Umum - Ekonomi Jakarta tahun 2018 berpotensi tumbuh diatas 6% jika sejumlah indikator dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga pertumbuhan ekonomi Jakarta dapat melaju, tidak seperti 4 tahun terakhir yang hannya tumbuh dibawah 6%.
Tahun 2013 ekonomi Jakarta masih tumbuh 6,11%,memasuki tahun 2014 turun menjadi 5,95,tahun 2015 sebesar 5,88% bahkan tahun 2016 merosot menjadi 5,88% dan tahun 2017 diperkirakan sekitar 5,9% tidak mampu menembus 6%.
Sejumlah indikator yang diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi Jakarta 2018
1. Adalah penyerapan APBD DKI Jakarta 2018 tepat waktu
Tidak seperti tahun tahun sebelumnya dimana penyerapan mulai tinggi ketika memasuki bulan Agustus ke atas. Praktis belanja APBD Januari hingga Juli sangat minim sehingga tidak mampu menggenjot sektor lainnya.
Padahal belanja pemerintah itu merupakan stimulan untuk dapat mendongkrak pertumbuhan sektor lainnya.
Gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta harus dapat mengatur bagaimana penyerapan anggaran sudah bisa dimulai sejak bulan Januari dan berlangsung sepanjang bulan sampai Desember.
Dari 77 triliun APBD DKI Jakarta 2018 jika dibagi dua belas bulan maka belanja dan penyerapan yang akan beredar dan berputar sekitar 6,4 triliun ini akan signifikan untuk mendongkrak pertumbuhan sektor sektor yang lain.
2. Adalah Asian Games 2018 yang sangat besar mengenjot pertumbuhan ekonomi Jakarta.
Asian Games 2018 akan di ikuti 45 negara peserta, 10ribu atlet dan official, 5000 media, 2.500 OCA Family, 5.500 technical delegate, 20.000 volunteers, sekitar 200ribu supporter/turis dari 45 negara peserta dan diperkirakan 3juta penonton lokal yang akan menyaksikan 40 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Selama 15 hari penyelenggraan Asian Games sektor hotel, cafe, kuliner, pusat hiburan, pusat perbelanjaan/mall, pusat wisata dan transportasi akan mengalami peningkatan omzet yang signifikan. Dan yang tidak kalah adalah penjualan souvenir Asian Games dan souvenir khas Indonesia dan Jakarta.
Diharapkan pemerintah DKI Jakarta dapat segera mengadakan pelatihan dan penyuluhan kepada UKM dan IKM Jakarta untuk dapat memproduksi berbagai souvenir yang menarik dan berkualitas untuk dijual selama Asian Games berlangsung, termasuk UKM yang akan membuka kuliner/makanan di sekitar stadion Gelora Bung Karno.
Pelaku UKM dan IKM diharapkan dapat memanfatkan moment Asian Games ini untuk bangkit dan menaikkan omzetnya. Jika tamu tamu dari 45 negara peserta membelanjakan rata rata $20 aja jika dikalikan sebanyak 232.000 orang maka omzetnya sudah mencapai 58 miliyar, belum lagi belanja penonton lokal yang diperkirakan mencapai 2,5-3juta penonton.
3. Adalah Pilkada serentak tahun 2018 yang merupakan Pilkada terbesar dari Pilkada sebelumnya
Pilkada yang akan dilaksanakan di 171 daerah antara lain, ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Walaupun pelaksanaan Pilkada tersebut semua diluar Jakarta akan tetapi pada umumnya banyak juga yang belanja dan memesan berbagai atribut kampanye dari Jakarta seperti; PIN, kaos, topi, baliho, spanduk, banner, brosur serta belanja iklan kampanye lainnya.
Mungkin karena harga yang relatif lebih murah dan kualitas yang lebih baik yang menyebabkan berbagai kebutuhan atribut kampanye di order dari Jakarta. Jika setiap paslon membelanjakan atribut kampanye sebesar 500-600juta maka diperkirakan biaya belanja kampanye akan mencapai 200 miliyard.
4. Adalah bagaimana Gubernur dan Wakil Gubernur memberikan kebijakan yang pro bisnis dan pro dunia usaha.
Kebijakan dan regulasi yang selama ini dianggap menghambat dunia usaha untuk dapat direvisi sehingga pelaku usaha yang merupakan potensi yang harus digerakkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja dapat bersaing dan beraktivitas secara leluasa dan profesional.
Sembari peran, fungsi dan pelayanan perizinan melalui Dinas Penanaman Modal dan PTSP semakin ditingkatkan. Mall Pelayanan Publik merupakan terobosan baru yang sangat diapresiasi oleh pelaku usaha, namun harus dilakukan evaluasi secara berkala sehingga kelemahan yang ada dapat diperbaiki sehingga ke depan sudah memiliki standar pelayanan yang berbasis ISO.
Disamping itu sebagai kota Jasa sangat dibutuhkan kondisi Jakarta yang aman dan nyaman,sehingga investor tidak ragu untuk menanamkan modalnya di DKI Jakarta.Walaupun tahun 2018 dan 2019 sudah memasuki tahun politik pelaku usaha mengharapkan tidak gaduh akan tetapi tetap kondusif sehingga tidak mengganggu aktivitas binis dan investasi.(rls)
Sarman Simanjorang
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta
Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta