Jakarta, Harian Umum - Direktur Utama Bulog Budi Waseso heran harga beras sedang naik padahal menurutnya stok beras di pasar sedang banyak. Dia pun memberi contoh di Jawa, misalnya di food station Cipinang dan di pasar menurutnya stok beras masih banyak.
"Harga (beras) naik, nah ini sedang dipelajari kenapa harga naik padahal stok banyak. Kan di pasaran banyak, di Bulog apalagi. Ukuran kita untuk Jawa kan food station Cipinang numpuk banyak, di pasar-pasar banyak, tapi harga mulai naik," kata Buwas di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/10/2019).
Bahkan Budi mengatakan kebutuhan beras dinilai masih rendah. Terbukti dari penyaluran Bulog yang kecil, yang hanya maksimal 4 ribu ton per hari, padahal targetnya 15 ribu ton.
"(Penyaluran) masih kecil, itu membuktikan bahwa kebutuhan beras belum banyak meskipun kita sudah siap sehari 15 ribu ton, tapi kan faktanya hanya 3 ribu-4 ribu ton," katanya.
Sementara itu Buwas mengatakan di beberapa daerah sudah terjadi kenaikan harga beras.
"Di antaranya Bali dan NTT," kata Buwas.
Menurutnya, alasan harga menjadi naik karena kini produksi gabah yang akan diubah jadi beras sedang turun maka harganya tinggi. Otomatis, harga beras pun naik.
"Kan sekarang produksi gabah ini sudah kurang mulai turun. Pasti kan harga gabah akan naik, dijadikan beras juga harga naik itu wajar saja," ucap Buwas.