Jakarta, Harian Umum- Dalam waktu kurang dari 30 hari ke depan, atau pada 15 Oktober 2018, situasi di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, akan berubah total dengan telah beroperasinya Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) yang dibangun PD Pembangunan Sarana Jaya.
"Secara fungsional, pada 15 Oktober JPM sudah dapat digunakan," ujar Pimpro JPM Tanah Abang, Stefani Dwi Handamari, kepada wartawan di lokasi pembangunan, Senin (17/9/2018).
JPM berbiaya Rp35,8 miliar ini dibangun untuk mengembalikan fungsi Jalan Jatibaru Raya yang sejak Desember 2017 ditutup Gubernur Anies Baswedan untuk sebagian di antaranya dijadikan tempat berdagang para pedagang kaki lima (PKL).
Dengan beroperasinya jembatan ini, maka dua ruas jalur Jalan Jatibaru akan kembali dapat dilalui angkutan umum dan angkutan pribadi, sementara PKL yang saat ini berada di jalan, akan dipindah ke JPM.
Stefani menjelaskan, di atas jembatan sepanjang 400 meter ini akan dibangun 446 kios PKL.
"Tapi bagaimana penempatan PKL-PKL itu nantinya, itu kewenangan Dinas KUKMP (Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan)," imbuhnya.
Saat ini pembangunan JPM setinggi 12 meter dengan lebar 12,6 meter ini telah rampung 30%. Stefani memastikan pengerjaan masih on schedule.
"Kalau pun nanti setelah beroperasi masih ada pengerjaan, itu hanya finishing," jelasnya.
Soal keamanan, ia memastikan bahwa JPM akan sanggup menanggung beban ribuan orang per hari karena berdasarkan pengujian, jembatan dengan lantai terbuat dari plat beton itu mampu menahan beban hingga 450 kg/cm2, sementara konstruksi terbuat dari baja.
Jembatan ini dikerjakan sepanjang hari oleh 100 pekerja yang terbagi dalam dua shift, yakni shift pukul 04:00-19:00 WIB dan shift pukul 19:00-04:00 WIB.
"Saat ini pengerjaan di zona B sudah hampir selesai, sudah dilakukan pemasangan struktur, precast lantai dua, pemasangan atap serta finishing precast lantai dua. Pekerjaan akan move atau pindah ke zona C," imbuhnya.
Jika telah terbangun, jembatan yang terdiri dari empat zona ini, yakni Zona A, B, C dan D dimana setiap zona memiliki panjang 100 meter, akan menghubungkan Stasiun Tanah Abang Lama dengan Blok F dan G Pasar Tanah Abang.
Pembangunan JPM ini didesain mirip Teras Cihampelas, Bandung, Jawa Barat, dimana kolong jembatan untuk arus lalu lintas dan bagian atas jembatan untuk PKL berdagang.
Di atas jembatan itu nantinya masyarakat tidak hanya dapat berbelanja, namun juga menikmati kuliner dan hang out. Di Bandung, Teras Cihampelas bahkan telah menjadi salah satu tempat tujuan wisata belanja bagi para pelancong.
Untuk menaiki JPM Tanah Abang, PT Pembangunan Sarana Jaya menyediakan lima akses dimana tiga di antaranya berupa ram, dua lainnya berupa jembatan penyeberangan orang (JPO).
Dari tiga ram yang disediakan, dua di antaranya berada di sebelah utara jembatan, dan satu berada di selatan dimana Blok G Pasar Tanah Abang berada.
"Sedang dua JPO, satu di antaranya berada di Stasiun Tanah Abang, satunya lagi yang menghubungkan Blok F dan G," jelas Stefani. (rhm)