Jakarta, Harian Umum - Bakal calon presiden dan wakil presiden yang diusung Koalisi Perubahan, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, kembali mendapatkan dukungan dari elemen masyarakat di Indonesia.
Kali ini dukungan terhadap calon yang diusung koalisi yang terdiri dari Nasdem, PKB dan PKS itu diberikan oleh aktivis era tahun 1980 - 1990an yang menamakan Kaukus Aktivis 89 (1980-1990an).
Deklarasi dukungan ini dilakukan di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (19/9/2023).
Dari apa yang disampaikan para aktivis itu saat deklarasi, di antaranya bernama Syaiful Bahri, Wawan Leak, Cusmin, Asep Kusmana, Eko Dananjaya, dan Evi, diketahui kalau deklarasi ini berawal dari saling kontak satu sama lain, kemudian ngopi-ngopi sambil mengobrolkan kondisi negara terkini, dan didapati satu kesamaan yang membuat mereka akhirnya sepakat untuk mendukung Anies - Cak Imin (Amin).
"Saat ngobrol, ternyata kita punya kekhawatiran yang sama, kegelisahan yang sama, dan kemarahan yang sama terhadap rezim Jokowi, dan kita semua juga punya pandangan yang sama bahwa yang layak memimpin Indonesia ke depan adalah pasangan Amin," kata Asep.
Para aktivis yang rata-rata telah berusia di atas 50 tahun itu, tetapi masih nampak bugar, sepakat bahwa Pemerintahan Jokowi telah mengkhianat cita-cita reformasi untuk menciptakan negara yang demokratis, negara yang menjunjung hak-hak publik, baik dalam menyampaikan pendapat, hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan lain-lain.
Demokrasi, kata mereka, telah dikangkangi, bahkan dikencingi rezim Jokowi, karena rezim ini justru menanamkan sikap anti demokrasi.
Selain itu, rezim Jokowi juga dinilai telah menghadapi Pancasila, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila dalam Pancasila, tidak ada implementasinya.
"Rezim ini bahkan lebih mementingkan investasi dan mengabaikan kepentingan rakyat sebagaimana yang terjadi di Rempang, Batam," tegas Asep lagi.
Para aktivis senior itu mengaku, kondisi negara yang memprihatinkan itu membuat mereka terpanggil untuk turun gunung lagi demi menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik bagi Indonesia.
"Kami mendukung Amin bukan karena pribadi Anies Baswedan atau Cak Imin, melainkan misi perubahan yang dibawanya yang memang sesuai dengan yang dibutuhkan negara ini pada saat ini," tegas Wawan.
Deklarasi didahului dengan pembacaan manifesto di mana di situ disebutkan secara gamblang kondisi negara saat ini, termasuk soal harga pangan dan pendidikan yang kian mahal di era Jokowi, penegakkan hukum yang tumpul ke atas tapi tajam ke bawah, korupsi yang makin menggila melebih di era Orde Baru yang ditumbangkan melalui people power pada tahun 1998, dan lain-lain.
Atas dasar itu, Kaskus Aktivis 89 (1980-1990an) menyatakan bahwa Rezim Jokowi harus tutup buku dan tak boleh dilanjutkan, apalagi diteruskan.
"Kita akan memenangkan Amin!" kata mereka.
Manifesto itu kemudian diserahkan kepada Juru Bicara Koalisi Perubahan Sudirman Said.
Dalam sambutannya, Sudirman mengatakan bahwa dukungan ini.menjado energi tambahan bagi pasangan Amin untuk terus bergerak, dan ia kagum pada aktivis 1980-190an yang hingga kini masih memikirkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Saya yakin gerakan teman-teman ini akan berdampak pada lapisan-lapisan (generasi) berikutnya," kata dia.
Ia menyehut bahwa pasangan Amin, keduanya berangkat dari aktivis, dan menurut dia, sudah lama Indonesia tidak memiliki pemimpin negara yang berangkat dari aktivis.
Bahkan, kata dia, sekarang ini mayoritas pemimpin di Indonesia adalah saudagar, dan pemimpin dengan latar belakang ini terbukti makin menjauh dari watak sosial.
Dengan pemimpin yang berangkat dari aktivis, kata Sudirman, pemimpin dengan watak sosial dalam mengurus negara, akan didapatkan.
"Terima kasih (untuk dukungannya)," pungkas dia. (rhm)